Selamat Datang di Blog Stefanus Sule Tandi - Blog "PENDIDIKAN DAN GERAKAN PRAMUKA" - Salam Damai

Minggu, 30 November 2014

Isyarat Semaphore


Salam Pramuka!

Semaphore adalah cara mengirimkan berita atau pesan dengan menggunakan sepasang bendera dengan gerakan-gerakan tertentu. Bendera ini disebut bendera semaphore yaitu bendera yang terdiri dari kombiasi dua bagian warna terang berukuran 45 x 45 cm, masing-masing bagian warnanya berbentuk segitiga sama kaki yang diikat pada tongkat bendera sepajang 50 - 55 cm. Pada tongkat umumnya warna merah berada pada bagian atas atau berada pada sepanjang tongkat, sedangkan warna kuning berada dibawah warna merah atau diluar tangkai tongkat. Ikatan bendera pada tiang harus kuat agar tidak mudah lepas saat digerakkan.

Abjad dan angka semaphore terdiri dari beberapa sikap tangan kanan dan kiri. Bendera harus dipegang sedemikian rupa sehingga tongkatnya merupakan perpanjangan dari kedua tangan kita. Semua pergerakan tangan bertumpuh pada bahu sehingga kedua tangan tetap dalam posisi lurus. Untuk capat menghafal semaphore ini, berlatihlah bersama teman atau di depan cermin dan perhatikanlah posisinya agar dalam mengirim dan menerima berita tidak terjadi kesalahan.


Beriku ini adalah posisi tangan dalam mengirim berita dengan semaphore:



Cara mengirim berita dengan semaphore sebagai berikut:
  1. Kirim tanda perhatian berulang kali (U-R).
  2. Jika penerima sudah siap maka akan mengirimkan huruf K.
  3. Jika penerima belum siap maka akan mengirimkan huruf Q.
  4. Jika penerima dapat membaca berita dengan baik maka akan mengirimkan huruf C dan jika tidak paham maka akan mengirimkan huruf I-M-I.
  5. Apabila pengirim keliru dalam mengirim pesan, maka kirim huruf E-tutup delapan kali.
  6. Jika semua pesan sudah selesai dikirim maka kirim huruf A-R.
  7. Jika penerima sudah mendapat semua berita maka akan mengirim huruf R.
  8. Untuk mengirimkan angka maka didahului oleh tanda angka (numerical sign) kemudian kirimkan angka, jika sudah selesai mengirim angka dan berganti ke huruf maka kirimkan isyarat huruf J (alphabetic sign) atau V , ada juga yang menggunakan cara menyilangkan bendera di atas depan kepala untuk mengirimkan kode angka.




Sekian dan selamat berlatih!
Salam Damai

Sabtu, 15 November 2014

Isyarat Morse


Salam Pramuka!

Di dalam Kepramukaan sering digunakan isyarat, salah satunya adalah isyarat morse. Isyarat Morse adalah isyarat yang menggunakan kombinasi titik dan garis. Isyarat ini ditemukan oleh Finley Breese Morse (FB Morse: 1791-1872). Alat yang diciptakannya adalah telegraph pada tahun 1835 yang dibuatnya dari bahan sederhana seperti canvas tua, baterei buatan sendiri, dan jam tua untuk menggerakkan kertas dimana garis dan titik akan direkam. 

Morse mengajukan hak paten untuk telegraphnya pada tahun 1837 dengan bantuan teman-temannya, dan pada tahun 1851 barulah huruf morse diterima dan digunakan diseluruh dunia.

Ada beberapa cara mengirimkan berita dengan menggunakan kode morse seperti dengan bunyi genderang, asap, terompet, cahaya, api, lambaian tangan, peluit dan bendera. Bendera morse dibuat dari warna yang sesuai dengan latar belakang tempat mengirim berita agar bendera dapat dilihat dari jauh dengan jelas seperti warna hitam dan putih. Titik dikirimkan dengan memutar bendera membuat angka delapan di bagian atas kepala dan garis dengan memutar bendera membentuk angka delapan di sekitar pinggang bawah. Untuk peluit menggunakan bunyi pendek sebagai titik dan bunyi panjang sebagai garis. Boleh dikatakan bahwa dalam mengirimkan berita menggunakan kode morse ini selalu berdasarkan pada titik dan garis, caranya tergantung pada alat yang digunakan berdasarkan kesepakatan bersama agar tidak menimbulkan kesalahan dalam mengirim atau menerima berita.

Berikut adalah simbol morse untuk setiap abjad:




Demikian sekilas tentang isyarat morse, semoga berguna.
"Salam Damai".


Sabtu, 08 November 2014

Golongan Peserta Didik Gerakan Pramuka


Salam Pramuka!

Pendidikan kepramukaan dalam sistem pendidikan nasional termasuk dalam jalur pendidikan nonformal yang diperkaya dengan pendidikan nilai-nilai Gerakan Pramuka dalam membentuk kepribadian yang berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup.

Peserta didik Gerakan Pramuka adalah warga negara Indonesia yang berusia 7 sampai dengan 25 tahun. Peserta didik Gerakan Pramuka terdiri dari Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak, dan Pramuka Pandega.

Berikut adalah golongan peserta didik dalam pendidikan Gerakan Pramuka:

1. Pramuka Siaga

Pramuka siaga adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 7 sampai 10 tahun. Pada usia ini mereka memiliki sifat unik yang sangat beraneka. Pada dasarnya mereka merupakan pribadi-pribadi yang aktif dan tidak pernah diam. Sifat unik siaga merupakan kepolosan seorang anak yang belum tahu resiko dan belum dapat diserahi tugas dan tanggungjawab secara penuh. Sifat yang paling menonjol adalah keingintahuan yang sangat tinggi, senang bernyanyi dan menari, agak manja, suka meniru, senang mengadu, dan sangat suka dipuji.

Kehidupan siaga masih berkisar di seputar keluarga sebagai pusat aktivitasnya. Atas dasar tersebut Pramuka siaga dikiaskan sebagai "keluarga bahagia" dimana terdapat ayah, ibu, kakak, dan adik. Wadah pembinaannya disebut sebagai "perindukan" yang mengkiaskan bahwa siaga masih menginduk pada ayah dan bundanya (keluarganya). Formasi barisan upacaranya berbentuk lingkaran yang berarti dunia siaga masih dilindungi dan dibina sepenuhnya oleh pembinanya, sehingga boleh dikatakan bahwa norma dan tata nilai bagi siaga mencerminkan kepribadian pembinanya.

Perindukan siaga dibagi kedalam kolompok yang disebut "barung" yang beranggotakan idealnya 6 orang siaga. Pemimpin barung utamanya disebut "sulung" yang dipilih dari para pemimpin barung sedangkan pembinanya disebut "Yanda" dan "Bunda".  Nama barung diambil dari nama warna seperti barung merah, barung biru, dan sebagainya. Kegiatan Pramuka Siaga adalah kegiatan yang menggembirakan, dinamis, kekeluargaan, dan berkarakter. Pembina adalah kunci pokok dalam latihan atau kegiatannya. Tingkatan kecakapan umum bagi Pramuka siaga yaitu: Siaga Mula, Siaga Bantu, dan Siaga Tata. Pertemuan besar Siaga disebut Pesta Siaga, pertemuan ini bersifat kreatif, senang-senang, rekreatif, edukatif dan banyak gerak. Pesta siaga dapat berbentuk: bazar siaga, permainan bersama, wisata pendidikan, perkemahan sehari, dan karnaval siaga.


2. Pramuka Penggalang

Pramuka Penggalang adalah peserta didik dalam Gerakan Pramuka yang berusia antara 11 sampai 15 tahun. Golongan usia ini termasuk dalam kelompok remaja dan telah meninggalkan masa kanak-kanak serta sedang menuju ke masa dewasa. Remaja merupakan salah satu periode kehidupan yang dimulai dengan perubahan biologis pada masa pubertas dan diakhiri dengan masuknya seseorang kedalam tahap kedewasaan. Perubahan fisik merupakan transformasi yang paling jelas dialami remaja.

Secara umum Pramuka Penggalang mempunyai kondisi jiwa seperti berfikir kritis, emosional, pengaruh kelompok sebaya sangat kuat, memerlukan dukungan orang tua bila mengalami kekecewaan, menyenangi prilaku yang penuh kejutan dan tantangan, permainan kelompok/ tim sangat menarik baginya. Ciri khas prilaku mereka umumnya senang bermain dan berlari, senang bergerak dan mencoba-coba, senang mengembara, suka menyanyi, teriak-teriak, senang akan sikap heroik, suka bertanya, cepat bosan, selalu ingin hal-hal baru, perhatian terpusat pada teman sebaya.

Nama Penggalang diambil dari kiasan dasar Gerakan Pramuka yang bersumber pada perjuangan bangsa dalam meraih kemerdekaan yaitu "masa menggalang persatuan" yang diwujudkan dalam ikrar sumpah pemuda. Kelompok kecil penggalang disebut regu (gardu tempat berjaga) yang beranggotakan 6 sampai 8 orang sedangkan kumpulan 3 sampai 4 regu disebut pasukan (pa-suku-an), yang berarti tempat suku berkumpul atau satu kelompok prajurit. Kiasan hidup penggalang adalah menjelajah wilayah baru dengan teman sebaya. Nama Regu diambil dari nama bunga atau tumbuhan untuk putri dan nama binatang untuk regu putra. Pembinanya disebut Kakak dan sistem pembinaannya menggunakan satuan terpisah. Pimpinan regu utamanya disebut Pratama yang dipilih dari pimpinan-pimpinan regu. Pratama memimpin 1 pasukan yang idealnya terdiri dari 32 orang.

Formasi upacaranya sudah lebih luas dibandingkan pramuka siaga yang berbetuk barisan angkare (barisan berbentuk huruf U). Simbol barisan ini mengkiaskan bahwa penggalang mulai diperkenankan melihat dunia luar dan pembina sudah dapat melepaskan anggota penggalangnya dalam pelaksanaan tugas melalui pemimpin-pemimpin regu dan wakilnya yang menjadi tulang punggung regunya. Kegiatan Pramuka Penggalang berupa hiking, climbing, mountainering, pionering, camping, bakti masyarakat, gladian pimpinan regu, lomba tingkat, kemah bakti penggalang, jambore.


3. Pramuka Penegak

Pramuka Penegak adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 16 sampai 20 tahun. Pembinaan golongan penegak merupakan tahapan pembinaan setelah pramuka penggalang. Jika penggalang dikiaskan sebagai masa pemuda menggalang persatuan bangsa maka Penegak dikiaskan sebagai masa pemuda menegakkan kemerdekaan bangsa yang ditandai dari peristiwa proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Secara umum usia masa penegak disebut masa sosial atau masa remaja awal yaitu masa pencarian jati diri, memiliki semangat yang kuat, suka berdebat, kemauannya kuat, agak sulit mencegah kemauannya apabila tidak melalui kesadaran rasionalnya, ada kecenderungan agresif, dan sudah mengenal cinta dengan lain jenis.

Satuan terkecil dalam Pramuka Penegak disebut "Sangga" yang terdiri dari 4 sampai 8 orang. Sangga berarti gubug atau rumah kecil tempat penggarap sawah. Nama sangga disusun sesuai kiasan dasar yakni sangga perintis, sangga penegas, sangga pencoba, sangga pendobrak, sangga pelaksana. Nama sangga diambil dari cerminan sifat-sifat baik yang menonjol yang akan ditiru oleh anggota sangga. Gabungan sangga disebut Ambalan yang idealnya terdiri dari 12 sampai 32 Pramuka Penegak atau 3 samapi 4 sangga. Kata ambalan diambil dari bahasa Jawa "ambal-ambalan" yaitu kegiatan yang dilakukan terus menerus. Ambalan juga disebut sekumpulan orang yang sedang melakukan suatu pekerjaan. Nama Ambalan diambil dari nama tokoh Pahlwan atau tokoh kerajaan dalam pewayangan atau legenda. Ambalan dipimpin oleh seorang ketua yang disebut Pradana yang dipilih melalui musyawarah. Proses pembentukan jiwa dan mental dunia kepenegakan dilakukan melalui Sandi Ambalan yang dibaca dan dihayati pada setiap upacara penutupan latihan serta melalui renungan jiwa sebagai sarana intropeksi diri seorang penegak.

Bentuk barisan upacara Penegak berupa barisan yang terbuka yakni bersaf satu lurus yang mengkiaskan bahwa Penegak sudah dibebaskan melihat dunia luar. Kepenegakan berarti latihan ke arah kemandirian dan tidak menjadi beban orang lain, persaudaraan bakti, mendidik diri sendiri dengan menambah kecakapan sebagai bekal pengabdian yang berguna bagi masyarakat, memilih cara hidup dengan berpedoman pada Trisatya dan Dasadarma. Bentuk kegiatan kepenegakan meliputi: bina diri, bina satuan, dan bina masyarakat. Hubungan pembina dan anggota sangga atau pramuka penegak merupakan hubungan kakak dan adik. Sistem pembinaan pun menggunakan sistem satuan terpisah. Untuk menambah kecakapan, Pramuka Penegak dapat bergabung dengan Satuan Karya (SAKA) yang ada.


4. Pramuka Pandega

Pramuka Pandega adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 21 sampai 25 tahun, yang juga disebut sebagai Senior Rover. Masa ini adalah masa pembentukan kemandirian, masa mempersiapkan diri untuk berkarir, dan membentuk idiologi pribadi yang di dalamnya juga meliputi penerimaan terhadap nilai dan sistem etik. Pada masa ini juga kemampuan kognitifnya terus bertambah yang mengarah kepada peningkatan potensi, donia sosialnya meningkat dan sifat agresifnya mulai menurun, pertimbangan rasionalnya semakin tajam, memiliki sifat yang kreatif, suka berkarya dan selalu ingin menunjukkan eksistensinya.

Tempat berkumpulnya Pramuka Pandega disebut "Racana" yang berarti penyangga tiang bangunan (umpak: bahasa jawa). Secara simbolis Racana Pandega dikiaskan sebagai dasar penyanggah yang mempersiapkan inovasi baru, kekuatan cinta tanah air, pemimpin dan kepemimpinan masyarakat. Nama racana umumnya menggunakan nama Pahlawan, nama jenis senjata, nama kerajaan yang memiliki makna kebanggaan bagi seluruh anggota racana. Racana dipimpin oleh seorang ketua racana yang dipilih dalam musyawarah anggota racana. Racana Pandega idealnya terdiri atas 10 samapi 30 pramuka pandega, dan dalam melaksanakan tugasnya dapat membentuk sanggak kerja yang bersifat sementara sesuai dengan tugas yang dilaksanakannya.

Kewajiban utama seorang Pramuka Pandega adalah membina diri sendiri agar dapat mandiri, tidak menjadi beban orang lain, dapat melakukan pekerjaan yang merupakan usaha mempersiapkan diri dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, untk dapat berbakti. Bakti Pandega dalam satuan Pramuka adalah sebagai instruktur keterampilan, membantu pembina dalam latihan siaga, penggalang, atau penegak. Bakti pandega di masyarakat seperti memberikan penyuluhan, menyelenggarakan lomba kebersihan, kegiatan gotong royong, membantu usaha sosial, membangun kelompok olah raga/ kesenian dan sebagainya yang berguna bagi masyarakat.


Demikian sekilas tentang golongan peserta didik dalam Gerakan Pramuka, semoga bermanfaat.
 Salam Damai!