Selamat Datang di Blog Stefanus Sule Tandi - Blog "PENDIDIKAN DAN GERAKAN PRAMUKA" - Salam Damai

Selasa, 21 Februari 2023

Pembelajaran Berdiferensiasi - Pendidikan Guru Penggerak 7


PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI – KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 PGP 7


          Sebagai guru, kita menyadari bahwa murid memiliki keunikan dan keberagaman masing-masing baik dari cara belajarnya, minatnya, dan tingkat kemampuan dalam memahami pelajaran. Dalam menuntun murid mencapai tujuan pembelajaran, guru sebaiknya memastikan bahwa praktik atau proses pembelajaran yang dilakukannya senantiasa mengacu pada kebutuhan muridnya. Berikut ini merupakan hal-hal yang wajib dipahami oleh seorang guru dalam penerapan konsep pembelajaran berdiferensiasi.


1. Pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi

Berikut merupakan pengertian pembelajaran berdiferensiasi menurut Tomlinson (1999:14) yang saya kutip dari modul 2.1 pendidikan guru penggerak angkatan 7 mengatakan bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid. Dalam kelas yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, guru melakukan upaya yang konsisten untuk merespon kebutuhan belajar murid.

Pembelajaran berdiferensiasi berfokus serta mengutamakan pemenuhan kebutuhan belajar murid yang dilaksanakan dengan serangkaian keputusan yang masuk akal terkait dengan kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang jelas bagi guru dan murid, tentang bagaimana guru menanggapi kebutuhan murid, menciptakan lingkungan belajar kondusif, manajemen kelas yang efektif, serta penilaian yang berkelanjutan.


2. Pemenuhan Kebutuhan Belajar Murid

Menurut Tomlinson (2021) dalam bukunya How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan ada 3 aspek dalam melihat kebutuhan belajar murid yakni kesiapan belajar murid, minat murid, dan profil belajar murid.

Kesiapan belajar murid berhubungan dengan kapasitas untuk mempelajari materi, konsep, atau keterampilan baru. Kesiapan belajar meliputi hal yang bersifat mendasar dan transformatif, konkrit dan abstrak, sederhana dan kompleks, terstruktur dan terbuka, tergantung dan mandiri, lambat dan cepat. Kesiapan belajar murid ini lebih kepada informasi tentang pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki murid saat ini yang sehubungan dengan yang akan diajarkan oleh guru.

Minat murid merupakan keadaan mental yang menghasilkan respon terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri pada murid. Dengan mengetahui minat murid akan memudahkan guru membantu murid menentukan alat serta merencanakan pembelajaran yang menumbuhkan ketertarikan murid dan perhatian murid serta peluang bagi murid untuk memecahkan persoalan dalam proses pembelajarannya (problem based learning).

Profil belajar murid mengacu pada cara-cara individu yang paling baik dalam belajar. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan pada murid untuk belajar secara alami dan efisien. Profil belajar murid dapat terkait dengan preferensi terhadap lingkungan belajar, pengaruh budaya, preferensi gaya belajar, serta kecerdasan majemuk seperti visual, musical, verbal linguistik, naturalis, serta logic matematika.


3. Diferensiasi Konten

Konten adalah apa yang kita ajarkan kepada murid. Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan terhadap tingkat kesiapan, minat, dan profil belajar murid. Dengan memahami kebutuhan murid, guru dapat menyiapkan berbagai konten yang sesuai dengan materi agar lebih menarik, membuat murid lebih aktif, serta merasa tertantang dan tervalidasi kebutuhannya dalam menyelesaikan pembelajarannya sesuai dengan tujuan pembelajaran. Beragam konten akan sangat membantu proses belajar murid, konten yang digunakan tentunya haruslah berkaitan dengan materi dan kebutuhan belajar murid.


4. Diferensiasi Proses

Proses mengacu kepada bagaimana murid memahami atau memaknai informasi atau materi yang akan dipelajari. Cara melakukan diferensiasi proses:

1) Kegiatan berjenjang.

2) Menyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan yang perlu diselesaikan di sudut-sudut minat.

3) Membuat agenda individual untuk murid.

4) Memvariasikan lama waktu yang murid dapat ambil untuk menyelesaikan tugas.

5) Mengembangkan kegiatan bervariasi yang mengakomodasi beragam gaya belajar.

6) Menggunakan pengelompokan yang fleksibel sesuai dengan kesiapan, kemampuan, dan minat murid.



5. Diferensiasi Produk

Secara singkat boleh dikatakan bahwa produk merupakan hasil belajar murid atau tagihan apa yang kita harapkan dari murid. Produk bisa dalam bentuk karangan, tulisan, pidato, tes, pertunjukan, presentasi, rekaman, diagram, dan sebagainya. Produk berkaitan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Sangat penting bagi guru untuk menentukan apa sebenarnya ekspektasi dari murid, konten apa yang ada pada produk, bagaimana cara mengerjakan produk dan sifat apa yang muncul dari produk yang dihasilkan.



6. Assessment / Penilaian

Peran penilaian dalam pembelajaran berdiferensiasi sangatlah penting untuk membantu guru mendiagnosa kebutuhan murid dan murid pun dapat berhasil mencapai tujuan pembelajarannya. Guru diharapkan memiliki pemahaman yang berkembang secara terus menerus tentang kemajuan akademik muridnya agar bisa merencanakan pembelajaran sesuai dengan kemajuan muridnya.

Penilaian merupakan proses mengumpulkan, mensintesis, dan menafsirkan informasi di kelas untuk tujuan membantu pengambilan keputusan bagi seorang guru. Penilaian dapat dilaksanakan dalam tiga perspektif yakni:

1) Assessment for learning yakni penilaian yang dilakukan selama berlangsungnya pembelajaran yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan proses pembelajaran dan berfungsi sebagai penilaian formtif atau berkelanjutan (ongoing assessment).

2) Assessment of learning yakni penilaian dilaksanakan setelah proses pembelajaran berlangsung dan berfungsi sebagai penilaian sumatif.

3) Assessment as learning yakni penilaian sebagai proses belajar yang melibatkan murid secara aktif dalam kegiatan penilaian tersebut. Penilaian ini juga bersifat formatif.



7. Refleksi CGP

Sebagai guru, kita sebaiknya di awal pembelajaran harus melakukan diagnosa terhadap kebutuhan belajar murid yang berkaitan dengan kesiapan belajar murid, minat murid, dan profil belajar murid. Dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi ini ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan berdasarkan kebutuhan belajar murid yakni konten, proses, dan produk.

Dengan pembelajaran berdiferensiasi ini, guru dapat membantu murid dalam mencapai tujuan pembelajarannya, membantu murid menyelesaikan masalah tentang pembelajarannya, serta memastikan guru terus memantau porses dan menyesuaikan pembelajarannya di kelas sesuai dengan kebutuhan muridnya.

Mari bergerak bersama mewujudkan transformasi dunia pendidikan dengan semangat kolaborasi menuntun murid mencapai kemerdekaan, kebahagiaan, dan kesejahteraan hidupnya yang sejalan dengan filosofi Ki Hajar Dewantara dan Profil Pelajar Pancasila.


SEKIAN
SALAM DAN BAHAGIA


Minggu, 08 November 2015

Sekilas Tentang KMD dan KML


Salam Pramuka!

Salah satu jenjang pendidikan dan pelatihan dalam Gerakan Pramuka bagi anggota dewasa adalah Kursus Mahir bagi para Pembina. Kursus ini terdiri atas dua jenjang yaitu: Kursus Pembina Mahir Tingkat Dasar (KMD) dan Kursus Pembina Mahir Tingkat Lanjutan (KML).

KMD diperuntukkan bagi para Pembina Gugusdepan atau Calon Pembina Gugusdepan, Anggota Mabi, Andalan Kwartir, dan Orang Dewasa lainnya yang telah atau pernah menjadi anggota Pramuka baik Siaga, Penggalang, maupun Penegak/Pandega dan memiliki kemauan untuk menjadi seorang Pembina Pramuka.

Setiap lulusan KMD wajib melaksanakan masa pengembangan yang disebut Narakarya I. Pada tahap ini lulusan KMD wajib mempraktekkan apa yang telah didapatkan dari KMD pada Gugusdepannya didampingi oleh Pelatih Pembina. Masa Narakarya I ini minimal dilaksanakan selama 6 bulan dan bagi Pembina yang telah melaksanakan masa pengembangan ini berhak mendapatkan Surat Hak Bina (SHB) dan dapat mengikuti jenjang Kursus Pembina Mahir Tingkat Lanjutan (KML).

Pada jenjang KML, lulusan KMD akan memilih spesialisasi yakni Pembina Siaga, Pembina Penggalang, Pembina Penegak, atau Pembina Pandega. Lulusan KML juga wajib melakukan masa pemantapan yang disebut Narakarya II. Pada tahap ini seorang Pembina melakukan pemantapan pada satuan yang menjadi binaannya minimal 6 bulan dan didampingi oleh Pelatih Pembina. Setelah melaksanakan Narakarya II Pembina dapat dikukuhkan menjadi Pembina Mahir oleh Pusdiklacab dan mengenakan Selendang Mahir dan Pita Mahir sesuai dengan golongannya yaitu Mahir Siaga, Mahir Penggalang, Mahir Penegak, atau Mahir Pandega.

KMD dan KML dilaksanakan oleh Pusdiklacab dan kedua tingkatan Kursus Pembina ini merupakan dua jenjang yang saling berkesinambungan dan melengkapi.



Sekian sekilas tentang alur KMD dan KML bagi para Pembina Pramuka.
Salam Damai!

Kamis, 02 Juli 2015

Struktur Organisasi Gugusdepan


Salam Pramuka!

Berikut ini adalah Struktur Organisasi Gerakan Pramuka yang berpangkalan pada Gugusdepan berdasarkan Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 231 Tahun 2007 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Gugusdepan Gerakan Pramuka.

Ditinjau dari kelengkapan satuannya Gugusdepan (Gudep) terdiri atas dua macam yaitu: Gudep lengkap dan Gudep tidak lengkap. Gudep Lengkap yakni pangkalan yang keanggotaannya terdiri atas Perindukan Siaga, Pasukan Penggalang, Ambalan Penegak, dan Racana Pandega; sedangkan Gudep tidak lengkap yakni pangkalan yang keanggotaannya hanya terdiri atas satu atau dua atau tiga golongan saja, misalnya Gudep yang berpangkalan di sekolah dasar (SD) yang hanya memiliki Perindukan Siaga dan Pasukan Penggalang, Gudep yang berpangkalan di sekolah menengah (SMP/SMA) yang keanggotaannya hanya terdiri atas Pasukan Penggalang atau Ambalan Penegak saja.

Unsur-unsur yang ada pada struktur organisasi Gugusdepan sebagai berikut:
  1. Majelis Pembimbing Gugusdepan
  2. Ketua / Pembina Gugusdepan
  3. Tim Pembina Satuan
  4. Dewan Kehormatan Gugusdepan
  5. Badan Pemeriksa Keuangan Gugusdepan (BPKG)

Majelis Pembimbing Gugusdepan (Mabigus) 
Mabigus berasal dari unsur-unsur: orang tua pesertadidik, tokoh-tokoh masyarakat di lingkungan Gugusdepan yang memiliki perhatian dan rasa tanggung jawab terhadap Gerakan Pramuka serta mampu menjalankan peran Majelis Pembimbing. Ketua Gudep secara ex-officio adalah anggota Mabigus. Ketua Mabigus dipilih dari anggota Mabigus yang ada. Mabigus terdiri atas: 

  • Ketua, 
  • Wakil Ketua, 
  • Sekretaris, 
  • Ketua Harian (bila perlu), 
  • dan beberapa Anggota. 


Ketua/ Pembina Gugusdepan 
Ketua Gudep dipilih untuk satu kali masa jabatan dan dapat dipilih kembali pada Musyawarah Gudep (Mugus) berikutnya. Ketua Gudep memimpin Gudep dan diupayakan maksimal dua periode secara berturut-turut.


Tim Pembina Satuan
Tim Pembina Satuan terdiri atas satu orang Pembina Penggalang (untuk pasukan Penggalang) dan dua orang Pembantu Pembina. Ketua Gudep dapat merangkap sebagai Pembina Satuan.


Dewan Kehormatan Gugusdepan
Dewan Kehormatan beranggotakan lima orang yang terdiri atas unsur anggota Mabigus, Ketua Gudep, Pembina Satuan. Berikut adalah susunan Dewan Kehormatan Gudep:

  • Ketua
  • Wakil Ketua
  • Sekretaris
  • Anggota (dua orang)


Badan Pemeriksa Keuangan Gugusdepan (BPKG)
Badan Pemeriksa Keuangan Gugusdepan adalah badan yang independen yang dibentuk oleh Mugus dan bertanggung jawab kepada Mugus dan dilantik bersamaan dengan Pengurus Gudep. Berikut adalah susunan BPKG:

  • Ketua
  • Wakil Ketua
  • Sekretaris
  • Beberapa Anggota


Dibawah ini adalah contoh "Bagan" Organisasi Gugusdepan yang berpangkalan di Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Gudep tidak lengkap. Anggota Putera dan Puteri dihimpun dalam Gudep "terpisah", masing-masing Gudep berdiri sendiri. Nomor Gudep untuk Putera bernomor ganjil dan untuk puteri bernomor genap.




Untuk lebih jelasnya tugas dan tanggung jawab pengurus Gugusdepan dapat dibaca pada Petunjuk Penyelenggaraan Gugusdepan Gerakan Pramuka. Demikian sekilas tentang struktur organisasi Gugusdepan, semoga bermanfaat dan "Salam Damai".

Minggu, 28 Juni 2015

Peraturan Baris Berbaris (PBB)


Salam Pramuka!

Peraturan Baris Berbaris dalam Kepramukaan mengikuti aturan TNI-POLRI. Baris berbaris adalah suatu wujud latihan fisik, diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam cara hidup "anggota Pramuka" yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu. 

Berikut adalah beberapa poin yang saya kutip dari Skep. Menhankam/ Pangab No. 611/X/1985 tentang Peraturan Baris Berbaris dan dari Pedoman Penggunaan Tongkat Pramuka dalam Baris Berbaris  Gerakan Pramuka - Kwarnas tahun 1981.


1. Aba-aba

Aba-aba adalah perintah yang diberikan oleh seorang pimpinan pasukan kepada pasukan/ barisan untuk dilaksanakan pada waktunya secara serentak atau berturut-turut. Aba-aba terdiri dari 3 bagian dengan urutan:

1) Aba-aba petunjuk: berisikan petunjuk yang akan dilakukan/ dilaksanakan. Misalnya: "untuk istirahat - bubar - jalan", "untuk perhatian - istirahat di tempat - gerak", "kepada pemimpin upacara - hormat - gerak"

2) Aba-aba peringatan: adalah inti dari perintah yang cukup jelas untuk dapat dilaksanakan tanpa ragu-ragu. Misalnya: "lencang kanan - gerak", "istirahat di tempat - gerak".

3) Aba-aba pelaksanaan: adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba petunjuk/ peringatan dengan cara serentak atau berturut-turut. Aba-aba pelaksanaan yang dipakai adalah GERAK, JALAN, MULAI.

Kata "Gerak" dipakai untuk gerakan-gerakan yang dilakukan tanpa meninggalkan tempat, misalnya: "hadap kiri - gerak", "jalan di tempat - gerak", "hormat - gerak", "siap - gerak". Kata "Jalan" dipakai untuk gerakan-gerakan yang dilakukan dengan meninggalkan tempat, misalnya: "dua langkah ke depan - jalan", "haluan kanan - jalan", "tiga langkah ke kiri - jalan". Apabila gerakan meninggalkan tempat tidak dibatasi jaraknya, maka aba-aba pelaksanaanya harus didahului oleh aba-aba peringatan "MAJU", misalnya: "Maju - jalan", "Haluan kanan maju - jalan". Kata "Mulai" dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan secara berturut-turut, misalnya: "Hitung - Mulai", "Bersaf kumpul - Mulai".

Aba-aba hendaknya diberikan dengan suara lantang, tegas dan bersemangat. Pemberi aba-aba pada dasarnya harus berdiri dalam keadaan sikap sempurna dan menghadap pasukan. Apabila aba-aba itu berlaku juga untuk si pemberi aba-aba maka pada saat memberikan aba-aba tidak menghadap pasukan, contoh: saat memberi aba-aba penghormatan kepada Pembina upacara, pemimpin melakukan gerakan bersamaan dengan pasukan dan setelah dibalas oleh Pembina upacara maka pemimpin upacara tetap dalam posisi memberi hormat dan memberikan aba-aba - Tegak Gerak - dan kembali ke posisi sikap sempurna bersamaan dengan pasukan.


2. Gerakan di tempat

Gerakan di tempat meliputi:

Sikap Sempurna
Badan berdiri tegap, kedua tumit rapat, kedua kaki merupakan sudut 45 derajat, lutut lurus dan paha dirapatkan, berat badan pada kedua kaki. Perut ditarik sedikit dan dada dibusungkan, pundak ditarik sedikit ke belakang dan tidak dinaikkan. Lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari-jari tangan menggenggam tidak terpaksa dirapatkan pada paha, punggung ibu jari menghadap ke depan, mulut ditutup, mata memandang lurus ke depan, bernafas sewajarnya.

Penghormatan
Ujung jari tangan kanan diletakkan pada samping pelipis kanan (tidak memakai topi) atau pada ujung topi sebelah kanan (memakai topi/ baret), siku membantuk sudut 45 derajat lurus setinggi bahu. Posisi badan dan tangan kiri seperti pada sikap sempurna.

Lencang kanan/kiri
Gerakan ini dijalankan dalam sikap sempurna. Pada aba-aba pelaksanaan semua mengangkat lengan kanan/kiri ke samping kanan/kiri, jari-jari tangan menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas bersama dengan ini kepala dipalingkan ke kanan/kiri kecuali penjuru tetap menghadap ke depan. Masing-masing jari menyentuh bahu orang disebelah kanan/kirinya. Ini dilakukan dalam barisan bersaf.

Setengah lengan lencang kanan/kiri
Gerakan ini dilakukan seperti pada gerakan lencang kanan/kiri, tetapi tangan kanan/kiri di pinggang (bertolak pinggang) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri di sebelah kanan/kirinya.

Lencang depan
Gerakan ini dilakukan dalam barisan berbanjar. Penjuru tetap dalam sikap sempurna, banjar kanan nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan kanan.

Hadap kanan/kiri
Kaki kiri/kanan diajukan melintang di depan kaki kanan/kiri, lekuk kaki kiri/kanan berada di ujung kaki kanan/kiri, berat badan berpindah ke kaki kiri/kanan. Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 90 derajat. Kaki kanan/kiri seperti dalam keadaan sikap sempurna.

Hadap serong kanan/kiri
Kaki kanan/kiri diajukan ke muka sejajar dengan kaki kiri/kanan. Berputar arah 45 derajat ke kanan/kiri. kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.

Balik kanan
Kaki kiri diajukan melintang (lebih dalam dari hadap kanan) di depan kaki kanan. Tumit kaki kanan beserta dengan badan berputar ke kanan 180 derajat. Kaki kiri dirapatkan pada kaki kanan.

Istirahat di tempat
Kaki kiri dipindahkan ke samping kiri dengan jarak sepanjang telapak kaki (kurang lebih 30cm). Kedua belah tangan dibawah kebelakang di pinggang, punggung tangan kanan di atas telapak tangan kiri, tangan kanan dikepal dengan dilemaskan, tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan diantara ibu jari dan telunjuk serta kedua lengan dilemaskan, badan dapat bergerak.

Jalan di tempat
Gerakan dimulai dengan kaki kiri, lutut bergantian diangkat setinggi paha (horisontal), ujung kaki menuju kebawah dan tempo langkah sesuai dengan langkah biasa. Badan tegak pandangan lurus mata tetap ke depan, lengan tetap lurus dirapatkan pada badan (tidak dilenggangkan).


3. Gerakan berpindah tempat

Gerakan berpindah tempat meliputi:

Gerakan terbatas
Gerakan ini dilakukan dengan berpindah tempat ke arah yang ditentukan dengan jumlah langkah tertentu, misalnya: "tiga langkah ke kanan-jalan", "empat langkah ke depan-jalan" (maksimal 4 langkah).

Maju jalan
Kaki kiri diajukan kedepan, lutut lurus, telapak kaki diangkat rata sejajar dengan tanah setinggi kurang lebih 20cm, kemudian dihentakkan ke tanah dengan jarak satu langkah dan selanjutnya berjalan dengan langkah biasa. Langkah pertama dilakukan dengan melangkah lengan kanan ke depan 90 derajat, lengan kiri ke belakang 30 derajat dengan tangan menggenggam. Pada langkah selanjutnya lengan kanan dan kiri lurus dilenggangkan ke depan 45 derajat dan ke belakang 30 derajat. Pada waktu melenggangkan lengan supaya jangan kaku.

Langkah biasa
Pada waktu berjalan, kepala dan badan seperti pada waktu sikap sempurna. Waktu mengayunkan kaki ke depan lutut kaki dibengkokkan sedikit (kaki tidak diseret). Kemudian diletakkan ke tanah menurut jarak yang telah ditentukan. Lengan dilenggangkan sewajarnya lurus ke depan 45 derajat dan ke belakang 30 derajat. Jari-jari tangan digenggam dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menghadap ke atas.

Langkah tegap
Mulai berjalan dengan kaki kiri, langkah pertama selebar satu langkah, selanjutnya seperti jalan biasa (panjang dan tempo) dengan cara kaki kiri dihentakkan terus menerus tetapi tidak berlebihan, telapak kaki rapat dan sejajar dengan tanah, lutut lurus, kaki tidak boleh diangkat tinggi. Bersamaan dengan langkah pertama tangan menggenggam, punggung tangan menghadap ke samping luar, ibu jari tangan menghadap ke atas, lengan 90 derajat ke depan dan ke belakang 30 derajat.

Langkah perlahan
Gerakan dilakukan dengan sikap sempurna. Kaki kiri dilangkahkan ke depan, kaki kanan ditarik ke depan dan tahan sebentar di sebelah mata kaki kiri, kemudian dilanjutkan ditapakkan didepan demikian seterusnya pada langkah berikutnya bergantian pada kedua langkah kaki kanan dan kiri.

Langkah merdeka
Dilakukan dengan berjalan bebas tanpa terikat ketentuan panjang, macam, dan tempo langkah. Langkah merdeka biasanya dilakukan untuk menempuh jarak jauh.

Belok kanan/kiri
Penjuru kanan/kiri merubah arah 90 derajat ke kanan/kiri dan mulai berjalan ke arah yang baru. Pasukan lainnya mengikuti gerakan yang sama ini setibanya pada tempat belokan tersebut (tempat penjuru berbelok).

Haluan kanan/kiri
Penjuru kanan/kiri berjalan di tempat dengan memutar arah secara perlahan hingga merubah sampai 90 derajat. Bersamaan dengan itu masing-masing saf mulai maju jalan dengan rapi (dengan tidak melenggang) mengikuti 90 derajat, kemudian berjalan ditempat.  Setelah penjuru kanan/kiri depan melihat safnya lurus memberi isyarat "Lurus", kemudian pemimpin memberi aba-aba "henti" (atau aba-aba selanjutnya).

Melintang kanan/kiri
Gerakan ini hanya dilakukan dalam bentuk berbanjar guna merubah bentuk pasukan menjadi bersaf dalam arah yang tetap. Setelah aba-aba pelaksanaan barisan membuat gerakan "haluan kiri/kanan" sampai membentuk barisan bersaf (dilanjutkan dengan aba-aba berikutnya).

Lari
Pada aba-aba peringatan dua tangan dikepalkan dengan lemas dan diletakkan di pinggang sebelah depan, dengan punggung tangan menghadap keluar, kedua siku sedikit ke belakang, badan agak dicondongkan ke depan. Pada aba-aba pelaksanaan dimulai lari dengan panjang langkah 80 cm dan tempo langkah 165 tiap menit dengan cara kaki diangkat secukupnya, telapak kaki dihentakkan.

Catatan:
Untuk lebih jelasnya, pada saat latihan ada baiknya bekerjasama dengan instruktur atau pelatih dari TNI atau POLRI setempat atau paling tidak mengadakan konsultasi dengan pihak yang kompeten dibidang PBB.


4. Panjang, Tempo, dan Macam Langkah

  • Langkah biasa: panjang 65 cm, tempo 110/menit
  • Langkah tegap: panjang 65 cm, tempo 110/menit
  • Langkah perlahan: panjang 40 cm, tempo 30/menit
  • Langkah ke kanan/kiri: panjang 40 cm, tempo 70/menit
  • Langkah ke belakang: panjang 40 cm, tempo 70/menit
  • Langkah ke depan: panjang 60 cm, tempo 70/menit
  • Langkah di waktu lari: panjang 80 cm, tempo 165/menit


5. Gerakan dengan menggunakan Tongkat Pramuka

Nah, berikut ini adalah PBB dengan menggunakan tongkat pramuka. Pramuka golongan Penggalang identik dengan tongkat pramuka, panjang tongkat pramuka adalah 160cm dengan diameter 5cm. Pada tongkat Pimpinan Regu dipasangkan Bendera Regu sesuai dengan nama regunya. Berikut adalah sikap saat menggunakan tongkat pramuka berdasarkan Pedoman Penggunaan Tongkat Pramuka dalam baris-berbaris oleh Kwarnas tahun 1981:

Sikap Sempurna
Tongkat dipegang tangan kanan seperti memegang pensil saat menulis. Tongkat tegak lurus berdiri di atas tanah di samping sepatu sebelah kanan.

Sikap saat melakukan gerakan
Tongkat diangkat lurus ke atas, dengan tangan menggenggam setinggi ikat pinggang, posisi ini dilakukan saat memberi salam, hadap kanan/kiri, balik kanan, dan langkah terbatas.

Sikap saat memberikan salam
Tongkat diangkat lurus ke atas dengan tangan menggenggam setinggi ikat pinggang. Tangan kiri diletakkan rata depan dada, telapak tangan menghadap kebawah, ujung ibu jari menempel pada tongkat dan pandangan lurus menuju kepada yang diberi salam.

Sikap memberi salam hormat dan salam janji
Tongkat dipindahkan dari tangan ke tangan kiri, dimiringkan didepan dada dengan bagian atasnya ke kiri. Tangan kanan memberi Salam Hormat atau Salam Janji.

Sikap untuk gerakan "maju jalan atau lari jalan"
Tongkat dipegang tangan kanan dan tangan kiri didepan dada dimiringkan dengan bagian atasnya ke kiri. Tangan kanan setinggi pinggang, tangan kiri depan dada sebelah kiri.

Sikap istirahat ditempat
Kaki kanan dan kaki kiri direnggangkan. Tangan kanan memegang tongkat yang dimiringkan dengan bagian atasnya ke kanan. Tangan kiri bebas mengepal dibelakang pinggang.

Sikap lencang kanan
Tongkat dipindahkan dari tangan kanan ke tangan kiri, dimiringkan kedepan dada dengan bagian atasnya ke kiri. Tangan kanan mengambil jarak satu lengan, tangan mengepal dan menyentuh bahu kiri kawan yang disebelahnya. Pandangan melihat kek kanan dan luruskan.

Demikian secara singkat tentang PBB dalam latihan kepramukaan, semoga bermanfaat. Selamat berlatih dan "Salam Damai".

Selasa, 10 Februari 2015

Manfaat "Outbound" Bagi Peserta Didik


Salam Pramuka!

Outbound merupakan salah satu kegiatan di alam terbuka yang paling digemari oleh peserta didik. Outbound adalah suatu kegiatan yang dilakukan di alam terbuka dengan beberapa simulasi permainan baik secara individu maupun secara berkelompok. Outbound ini muncul pertama kali dari ide pendidikan inovatif Kurt Hahn, seorang berkebangsaan Jerman yang lahir di Berlin pada tanggal 5 Juni 1886.

Outbound merupakan bentuk pembelajaran perilaku kepemimpinan dan manajemen di alam terbuka dengan pendekatan yang unik dan sederhana, tidak sarat dengan teori melainkan diambil dari elemen-elemen mendasar dari kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan dimensi alam sebagai objek pendidikan dan tempat bermain yang mengasyikkan dapat memunculkan sikap saling percaya, saling memperhatikan, sikap proaktif dan komunikatif.


Manfaat dari Outbound bagi peserta didik anggota Gerakan Pramuka yakni dapat:
  1. mengembangkan kemampuan apresiasi atau penghargaan terhadap perbedaan dalam sebuah kelompok. 
  2. meningkatkan jiwa kebersamaan dan kekompakan regu atau team. 
  3. memupuk jiwa kepemimpinan, kemandirian, keberanian dan percaya diri.
  4. membangkitkan rasa tanggungjawab dan empati terhadap sesama.
  5. memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik. 
  6. menumbuhkan sportifitas atas kesuksesan dan kegagalan. 
  7. menumbuhkan optimisme dan tidak saling menyalahkan tentang kegagalan team/ regu. 
  8. memberikan tantangan intelegensia, fisik, dan mental.
  9. membangkitkan kesadaran untuk terus berlatih dan membekali dirinya dalam menghadapi tantangan yang lebih nyata dalam kehidupannya. 
  10. memupuk ide kreatif untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

Metode pembelajaran Outbound adalah permainan sebagai bentuk penyampaiannya, dimana kemampuan individu tidak hanya ditantang untuk berfikir cerdas namun juga harus memiliki kepekaan sosial. Dengan latar alam terbuka diharapkan peserta didik dapat melahirkan kemampuan dan watak kepemimpinan yang mengandung nilai-nilai kejujuran, keterbukaan, toleransi, kepekaan yang mendalam, kecerdasan, serta rasa kebersamaan dalam membangun hubungan antar manusia yang serasi dan dinamis.

Berikut adalah contoh kegiatan Outbound dan ringkasan cara bermainnya:

1. Kereta Buta

Cara bermain: semua anggota regu/ team membentuk satu barisan dan memakai penutup mata (boleh dari kain atau bahan yang tidak tembus pandang) kecuali anggota yang paling belakang dalam barisan itu. Regu ini berlomba untuk mencari bola yang diletakkan secara acak, kereta buta ini dipimpin oleh anggota paling belakang untuk menentukan arah yang tepat menuju bola yang ditentukan. Kemudian kerta buta/ masing-masing regu kembali memasukkan bola kedalam tempat yang ditentukan. Regu yang pertama menyelesaikannya, merekalah pemenangnya.


2. Memindahkan Bom

Cara bermain: Sebuah bola (boleh alat lain) diletakkan pada posisi tertentu, masing-masing anggota regu memegang seutas tali secara berpasangan dengan jarak tertentu. Semua anggota regu berusaha memindahkan bola ke tempat yang ditentukan dengan menggunakan tali tanpa menyentuh bola dengan tangan. Jika bola jatuh berarti bom meledak dan regu tersebut dinyatakan gagal. Regu yang pertama berhasil memindahkan bom (bola) adalah pemenangnya.


3. Pipa Bocor

Cara bermain: Sebuah pipa yang sudah diberi beberapa lubang pada bagian sampingnya, akan diisi dengan air sampai penuh. Tugas anggota regu adalah menutup dan mengisi pipa dengan air sampai penuh secara bergantian. Jarak sumber air ditentukan agar lebih menantang, regu yang pertama menyelesaikan tugasnya itulah pemenangnya.


4. Evakuasi Bambu

Cara bermain: Sebuah bambu berisi air penuh, ditempatkan pada posisi tertentu. Masing-masing anggota regu berusaha memindahkan bambu berisi air ke tempat yang ditentukan tanpa menjatuhkan bambu atau air didalamnya dengan menggunakan tali (boleh alat lain). Yang pertama menyelesaikannya itulah pemenangnya.


5. Jembatan Karet

Cara bermain: Tiga buah ban (ban mobil/ motor bekas) digunakan untuk menyeberangi sungai (pengandaian saja), semua anggota regu berusaha untuk menyeberang dengan jembatan karet (3 buah ban) sampai ke batas yang ditentukan. Regu yang gagal atau jatuh harus mengulanginya dari awal. Regu pertama yang berhasil itulah pemenangnya.

Kegiatan Outbound diatas boleh dikreasikan agar lebih menarik lagi, alat dan bahannya boleh diganti sesuai dengan keadaaan atau kebutuhan dan tujuan yang akan dicapai. Semakin menantang kegiatan outbound itu akan semakin baik, menarik, dan tidak membosankan. Kita bisa menciptakan kreasi sendiri asalkan tidak menyalahi tujuan pendidikan Gerakan Pramuka.

Demikian sekilas tentang Outbound, semoga bermanfaat.
"Salam Damai"


Rabu, 28 Januari 2015

Upacara Pelantikan Pramuka Penggalang


Salam Pramuka!

Upacara pelantikan calon Pramuka Penggalang menjadi Pramuka Penggalang (Penggalang tingkat Ramu) dilaksanakan didalam upacara pembukaan latihan. Peserta didik yang akan dilantik adalah mereka yang sudah menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum tingkat Ramu. Upacara ini dapat dilaksanakan secara berkelompok atau secara mandiri/ perorangan, tergantung pada pencapaian SKU peserta didik.

Proses pelantikan anggota Pramuka hendaknya dilaksanakan secara khidmat dan tertib agar tercapai tujuan upacara sebagai alat pendidikan dalam Gerakan Pramuka.


Upacara ini dilaksanakan dengan urutan acara sebagai berikut:

  1. Calon Penggalang diantar oleh Pemimpin Regunya kehadapan Pembina Penggalang, selanjutnya Pinru kembali ke tempat.
  2. Para Pramuka Penggalang yang sudah dilantik maju satu langkah.
  3. Pembina mengadakan tanya jawab dengan calon yang akan dilantik.
  4. Calon yang akan dilantik berdoa dipimpin oleh Pratama.
  5. Bendera Merah Putih dibawah masuk oleh petugas ke sebelah kanan depan dari Pembina, dan penghormatan dipimpin oleh Pratama.
  6. Calon dengan sukarela mengucapkan janji "Tri Satya" dengan tangan kanan memegang ujung Bendera Merah Putih dan ditempelkan pada dada sebelah kiri. (pada saat pengucapan janji semua anggota pasukan melakukan penghormatan dipimpin oleh Pratama)
  7. Petugas pembawa bendera kembali ke tempat, penghormatan dipimpin oleh Pratama. 
  8. Penyematan tanda pelantikan dan TKU Penggalang Ramu disertai nasehat/ arahan tentang tanggungjawab sebagai anggota Gerakan Pramuka oleh Pembina.
  9. Pemberian selamat kepada yang sudah dilantik (anggota baru) dimulai dari Pratama dan diikuti semua anggota.
  10. Pemimpin Regu menjemput anggotanya kembali ke regunya.
  11. Pembina menyerahkan pasukan kepada Pratama.
  12. Pratama memimpin penghormatan kepada Pembina Upacara.
  13. Pembina Upacara meninggalkan lapangan upacara.
  14. Pratama membubarkan barisan, dilanjutkan dengan latihan.

Upacara kenaikan tingkat dari Penggalang Ramu ke Penggalang Rakit, atau Penggalang Rakit ke Penggalang Terap dilakukan dengan proses yang sama. Perbedaannya ada pada penyematan TKU dimana TKU lama dilepaskankan terlebih dahulu kemudian disematkan TKU baru sesuai dengan tingkatannya. Untuk penyematan TKK, TKK lama tidak perlu dilepaskan. Jika TKK peserta didik sudah mencapai 5 buah maka TKK selanjutnya disematkan pada tetampang atau selempang.

Berikut adalah formasi barisan upacara pelantikan, upacara kenaikan tingkat untuk Pramuka Penggalang:



Sekian tentang Upacara Pelantikan anggota Gerakan Pramuka Golongan Penggalang. Semoga berguna.
"Salam Damai"


Senin, 12 Januari 2015

Upacara Pembukaan dan Penutupan Latihan


Salam Pramuka!

Upacara adalah serangkaian perbuatan yang ditata dalam suatu ketentuan peraturan yang wajib dilaksanakan dengan khidmat sehingga merupakan kegiatan yang teratur dan tertib, untuk membentuk suatu tradisi dan budi pekerti yang baik.

Tujuan upacara dalam Gerakan Pramuka adalah membentuk manusia yang berbudi pekerti luhur sehingga menjadi warga negara Indonesia yang berjiwa Pancasila seperti yang tercantum dalam tujuan Gerakan Pramuka (AD GP).

Sebelum memulai dan sesudah melaksanakan latihan, wajib untuk melaksanakan upacara. Upacara yang dilaksanakan sebelum latihan disebut upacara pembukaan latihan (Upabuklat) dan upacara yang dilaksanakan sesudah latihan disebut upacara penutupan latihan (Upatuplat). Sasaran upacara dalam Gerakan Pramuka ialah agar peserta didik: memiliki rasa cinta tanah air, bangsa dan negara; memiliki rasa tanggungjawab dan disiplin pribadi; selalu tertib dalam kehidupan sehari-hari; memiliki jiwa gotong royong dan percaya kepada orang lain; dapat memimpin dan dipimpin; dapat melaksanakan upacara dengan khidmat dan tertib; meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Unsur-unsur pokok dalam upacara Gerakan Pramuka ialah: Bentuk barisan, Pengibaran Bendera Merah Putih, Pembacaan Pancasila, Pembacaan Kode Kehormatan, Doa. Berikut adalah tata upacara dalam Pasukan Pramuka Penggalang.

1. Upacara Pembukaan Latihan

Perlengkapan upacara:
  1. Bendera Merah Putih
  2. Tiang Bendera (tongkat yang disambung tiga)
  3. Teks Pancasila
  4. Teks Dasadarma
Pelaksana upacara:
  1. Pemimpin upacara (Pratama): 1 orang
  2. Pembina upacara: 1 orang
  3. Pengibar Bendera: 3 orang
  4. Pembaca Dasadarma: 1 orang
Persiapan:
  1. Pemeriksaan kerapian, absensi, oleh masing-masing pimpinan Regu.
  2. Pembagian tugas pelaksana dan persiapan perlengkapan upacara oleh regu yang bertugas.
  3. Pratama membentuk barisan angkare dan memeriksa kerapian barisan upacara.
Pelaksanaan Upacara Pembukaan Latihan:
  1. Laporan masing-masing Pimpinan regu kepada Pratama (sebelum laporan, Pinru paling kanan memimpin penghormatan kepada Pratama).
  2. Pratama menjemput Pembina Upacara sekaligus laporan bahwa upacara siap dilaksanakan.
  3. Pembina Upacara mengambil tempat di samping kanan belakang tiang bendera dan Pembantu Pembina berada dibelakang Pembina Upacara dalam bentuk barisan bersaf.
  4. Pembina Upacara melangkah satu langkah, penghormatan dipimpin oleh Pratama dan diikuti seluruh perserta upacara.
  5. Pratama menyerahkan Pasukan kepada Pembina Upacara, dan kembali ke tempatnya/ regunya.
  6. Pengibaran Bendera Merah Putih oleh petugas bendera, penghormatan dipimpin oleh Pembina Upacara.
  7. Pembacaan teks Pancasila oleh Pembina Upacara.
  8. Pembacaan Dasadarma oleh yang bertugas.
  9. Kata pengantar dari Pembina Upacara tentang tema atau acara latihan.
  10. Doa dipimpin oleh Pembina Upacara.
  11. Pasukan diserahkan kepada Pratama, penghormatan kepada Pembina Upacara dipimpin oleh Pratama.
  12. Pembina Upacara meninggalkan lapangan upacara dan mengucapkan terima kasih kepada Pembantu Pembina.
  13. Pratama membubarkan barisan upacara untuk mengikuti latihan.

2. Upacara Penutupan Latihan

Perlengkapan upacara:
  1. Bendera Merah Putih
  2. Tiang Bendera (tongkat yang disambung tiga)
Pelaksana upacara:
  1. Pemimpin upacara (Pratama): 1 orang
  2. Pembina upacara: 1 orang
  3. Penurun Bendera: 3 orang
Persiapan:
  1. Pemeriksaan kerapian oleh masing-masing pimpinan Regu.
  2. Pembagian tugas pelaksana dan persiapan perlengkapan upacara oleh regu yang bertugas.
  3. Pratama membentuk barisan angkare dan memeriksa kerapian barisan upacara.
Pelaksanaan Upacara Pembukaan Latihan:
  1. Laporan masing-masing Pimpinan regu kepada Pratama (sebelum laporan, Pinru paling kanan memimpin penghormatan kepada Pratama).
  2. Pratama menjemput Pembina Upacara sekaligus laporan bahwa upacara siap dilaksanakan.
  3. Pembina Upacara mengambil tempat di samping kanan belakang tiang bendera dan Pembantu Pembina berada dibelakang Pembina Upacara dalam bentuk barisan bersaf.
  4. Pembina Upacara melangkah satu langkah, penghormatan dipimpin oleh Pratama dan diikuti seluruh perserta upacara.
  5. Pratama menyerahkan Pasukan kepada Pembina Upacara, dan kembali ke tempatnya/ regunya.
  6. Penurunan Bendera Merah Putih oleh petugas bendera, penghormatan dipimpin oleh Pembina Upacara. (Saat penurun bendera kembali ke tempatnya tidak boleh balik kanan).
  7. Kata arahan dari Pembina Upacara tentang pelaksanaan latihan atau acara latihan berikutnya.
  8. Doa dipimpin oleh Pembina Upacara.
  9. Pasukan diserahkan kepada Pratama, penghormatan kepada Pembina Upacara dipimpin oleh Pratama.
  10. Pembina Upacara meninggalkan lapangan upacara dan mengucapkan terima kasih kepada Pembantu Pembina.
  11. Pratama membubarkan barisan upacara.

Berikut adalah gambar formasi barisan upacara latihan Pramuka Penggalang:



Demikianlah tata Upacara Pembukaan dan Penutupan Latihan Pramuka golongan Penggalang. Semoga berguna.
"Salam Damai" 


Senin, 22 Desember 2014

TKK Wajib Golongan Pramuka Penggalang


Salam Pramuka!

Tanda Kecakapan Khusus (TKK) adalah tanda yang diberikan kepada peserta didik yang telah memenuhi Syarat Kecakapan Khusus (SKK), sebagai bentuk apresiasi atas kacakapan, keterampilan,kemampuan, ketangkasan pada bidang tertentu yang dimiliki oleh peserta didik. 

TKK ini dibagi kedalam dua bagian yaitu TKK wajib yang berarti harus dikuasai oleh peserta didik dan TKK pilihan yang berarti "opsional" tergantung dari kemauan atau pilihan peserta didik sehingga TKK ini akan berbeda bagi setiap peserta didik. TKK untuk golongan Prmuka Penggalang memiliki tingkatan yaitu TKK Purwa, TKK Madya, dan TKK Utama. 

TKK ini dibagi lagi kedalam lima bidang pengembangan, yaitu: 
  1. TKK bidang agama, mental, moral, spiritual, pembentukan pribadi dan watak. Berwarna dasarnya adalah kuning.
  2. TKK bidang patriotisme dan seni budaya. Berwarna dasar merah.
  3. TKK bidang kesehatan dan ketangkasan. Berwarna dasar putih.
  4. TKK bidang keterampilan dan tehnik pembangunan. Berwarna dasar hijau.
  5. TKK bidang sosial, perikemanusiaan, gotong royong, ketertiban, masyarakat, perdamaian dunia, dan lingkungan hidup. Berwarna dasar biru.
TKK diberikan setelah peserta didik mencapai tingkat Penggalang Rakit. Berikut adalah bentuk TKK Pramuka Penggalang:
  1. TKK Purwa berbentuk lingkaran dengan diameter 2,5 cm dan berbingkai 2 mm berwarna merah.
  2. TKK Madya berbentuk segi empat bujur sangkar dengan diameter 2,5 cm dan bingkai 2 mm berwarna merah.
  3. TKK Utama berbentuk segi lima beraturan dengan sisi 2,5 cm dan berbingkai 2 mm berwarna merah.
Contoh gambar tingkatan TKK Pramuka Penggalang:



Berikut adalah Syarat (SKK) 10 TKK wajib golongan Pramuka Penggalang:

1. TKK Menabung

Untuk mencapai Tingkat Purwa , seorang Pramuka harus :
  1. Telah mencapai SKK Penabung untuk Siaga.
  2. Seluruh atau sebagian uang yang ditabung dalam buku tabungannya adalah uang yang diperoleh dari hasil usahanya sendiri.
  3. Dapat membantu mengurus administrasi buku-buku Tabungan Pramuka di Perindukan Siaga atau Pasukan Penggalang.  
Untuk mencapai Tingkat Madya, seorang Pramuka harus : 
  1. Telah memenuhi SKK Penabung Tingkat Purwa.
  2. Dapat menjelaskan kepada Pramuka lain cara menabung dalam bank lewat Tabanas, Buku tabungan Pramuka atau buku Tabungan Pelajar. 
  3. Dapat menjelaskan kepada Pramuka lain perbedaan antara menabung di celengan dan menabung di Bank lewat Tabanas, buku Tabungan Pramuka atau buku Tabungan Pelajar. 
Untuk mencapai Tingkat Utama, seorang Pramuka harus : 
  1. Telah memenuhi SKK Penabung Tingkat Madya. 
  2. Dapat merencanakan, mempersiapkan dan melaksanakan suatu sandiwara kecil atau ceramah tentang menabung untuk para Pramuka atau orang lain. 
  3. Mengerti istilah yang biasa digunakan dalam perbankkan, misalnya : rekening giro, rekening deposito, sertifikat bank, cheque, traveler cheque dan lain-lain.

2. TKK Gerak Jalan 

Untuk mencapai Tingkat Purwa, seorang Pramuka harus : 
  1. Mengerti cara dan telah melakukan dengan baik, sikap berdiri, berjalan ( secara cepay/ lambat), start waktu berlomba gerak jalan. 
  2. Mengerti cara mencegah dan merawat lepuh kaki, cara beristirahat selama dan sesudah gerak jalan. 
  3. Pernah mengikuti gerak jalan secara kelompok atau perorangan sejauh 10 km untuk putra dan 8 km untuk putri, dilakukan sedikitnya dua kali. 
Untuk mencapai Tingkat Madya, seorang Pramuka harus : 
  1. Telah memenuhi SKK Gerak Jalan Tingkat Purwa. 
  2. Mengerti cara dan telah melakukan pengaturan napas, langkah, dan pengaturan yang berlaku bagi lomba gerak jalan umum. 
  3. Pernah mengikuti gerak jalan secara kelompok atau perorangan, sejauh 15 km untuk putra dan 12 km untuk putri, dan dilakukan sedikitnya dua kali. 
  4. Mengerti cara mencegah dan merawat peserta gerak jalan yang hilang semangat “ Collapse / faluwte ), kejang (krampen), dan termasuk sinar matahari (zon nesteek). 
Untuk mencapai Tingkat Utama, seorang Pramuka harus : 
  1. Telah memenuhi SKK Gerak Jalan Tingkat Madya. 
  2. Mengerti cara dan telah membiasakan diri untuk latihan berjalan kaki setiap hari, sekurang-kurangnya 2 km. 
  3. Mengerti cara dan telah melakukan “ langkah Pramuka “ sejauh 2 km dalam waktu 14 ½ menit sampai 15 ½ menit dan memperlihatkan nafas yang terlalu terengah-engah ( sedikitnya dua kali ). 
  4. Pernah mengikuti gerak jalan secara kelompok atau perorangan sejauh 25 km untuk putra dan 15 km untuk putri dan dilakukan sedikitnya dua kali.

3. TKK Berkemah 

Untuk Mencapai Tingkat Purwa, seorang Pramuka harus : 
  1. Sedikitnya 3 kali mengikuti perkemahan sehari semalam ( misalnya perkemahan sabtu minggu = Persami ) dan satu kali perkemahan yang lebih dari dua malam. 
  2. Dapat memperlihatkan cara menyusun isi kantong punggung ( rugzak – ransel ) dengan baik dan rapi. 
  3. Mengetahui dan dapat mendirikan tenda regu ( untuk 6 – 10 orang ), dengan rapid an benar, termasuk pemakaian simpul dan pembuatan paritnya. 
  4. Mengetahui dan dapat mengatur perkemahan regunya ( mengatur barang-barang dalam tenda, isi tenda dapur, barang-barang di rak piring. 
  5. Mengetahui dan dapat menjaga kebersihan perkemahan regunya, termasuk tempat pembuangan sampah basah dan sampah kering, serta membawa pulang kerumah alat-alat dapur dan barang lainnya dalam keadaan bersih. 
Untuk mencapai Tingkat Madya, seorang Pramuka harus : 
  1. Telah memenuhi SKK Berkemah Tingkat Purwa. 
  2. Tahu keperluan perlengkapan berkemah untuk perorangan dan regunya. 
  3. Mengetahui dan dapat mengatur perkemahan regunya yaitu : 1.Dapat menempatkan letak tenda tidur, tenda dapur, tiang jemuran, rak piring, rak sepatu, tempat sampah, dan sebagainya, sesuai dengan keadaan tempat, arah angina dan arah sinar matahari. 2. Dapat mengatur aliran air hujan. 
  4. Dapat mendirikan berbagai macam bentuk tenda, misalnya tenda tidur, tenda dapur, tenda makan, tenda beratap ganda ( double dek ), melipat, serta memelihara tenda regu. 
  5. Dapat membuat pagar, tiang jemuran, rak piring, rak sepatu, dll secara sederhana. 
Untuk mencapai Tingkat Utama, seorang Pramuka harus : 
  1. Telah memenuhi SKK Berkemah Tingkat Madya. 
  2. Tahu keperluan perlengkapan berkemah untuk pasukan, dan peraturan serta syarat-syarat perkemahan yang baik. 
  3. Dapat mengatur letak perkemahan regu dalam pasukannya, termasuk menentukan letak lapangan upacara dan tempat berlatih. 
  4. Tahu cara penentuan tempat sanitasi ( tempat mandi, cuci dan kakus ). 
  5. Dapat mendirikan tenda besar dari kain terpal, atau membuat tenda darurat dari bahan yang ada disekitarnya. 
  6. Tahu syarat-syarat perkemahan yang baik dan : 1. Dapat mencari tempat berkemah yang memenuhi syarat perkemahan. 2. Dapat mengusahakan air minum yang sehat di perkemahan. 3. Mengetahui usaha untuk mendapatkan izin dari orang tua, kwartir, pemerintah    setempat dan pemilik tanah serta tempat-tempat lain.

4. TKK Juru Masak 

Untuk mencapai Tingkat Purwa, seorang Pramuka harus : 
  1. Dapat membuat dapur dan tahu syarat-syaratnya. 
  2. Mengetahui cara dan dapat membuat api terbuka dengan kayu atau tanpa minyak. 
  3. Dapat menghidangkan masakan untuk orang yang terdiri dari : - Nasi, - Satu jenis lauk kering ( goreng atau bakar, tanpa kuah ), - Minuman teh atau kopi panas. 
  4. Mengetahui cara menyimpan makanan menurut peraturan kesehatan. 
  5. Pernah membantu juru masak di suatu perkemahan 24 jam. 
Untuk mencapai Tingkat Madya, seorang Pramuka harus : 
  1. Telah memenuhi SKK Juru Masak Tingkat Purwa. 
  2. Tahu cara dan telah menyusun beberapa menu beserta bahan-bahan seperlunya, untuk satu regu yang berkemah selama maksimal 3 X 24 jam dengan mengingat empat sehat lima sempurna. 
  3. Tahu cara dan mengawetkan satu jenis makanan atau bahan makanan. 
  4. Dapat menghidangkan masakan untuk satu regu yang terdiri dari : - Nasi, - Satu jenis lauk kering ( tanpa kuah, goreng, rebus, bakar, kukus dll ). - Satu jenis lauk dengan kuah ( sayur ), - Satu jenis hidangan pencuci mulut, - Minuman. 
Untuk Mencapai Tingkat Utama, seorang Pramuka harus : 
  1. Telah memenuhi SKK Juru Masak Tingkat Madya. 
  2. Mengetahui cara dan telah menyusun menu untuk keperluan perkemahan satu regu selama 6 x 24 jam ( lengkap dengan keperluan peralatan dan bahan ) dengan mengingat empat sehat lima sempurna. 
  3. Mengetahui nilai gizi beberapa jenis bahan makanan. 
  4. Mengetahui cara dan dapat mengawetkan paling sedikit dua jenis makanan / bahan makanan supaya tahan selama satu minggu.

5. TKK Menjahit 

Untuk mencapai Tingkat Purwa, seorang Pramuka harus : 
  1. Dapat minisik kain yang robek memanjang, berlubang ( kena robek ). Sobek menyudut ( seperti mulut katak ) dan menambal kain koyak. 
  2. Dapat menjahit pakaian anak-anak / bayi, atau dapat menjahit pakaian dalam / olahraga/renang untuk diri sendiri. 
  3. 1. Mengerti bagian-bagian mesin jahit ( tangan/kaki ) dan memeliharanya, atau 2. Mengambil ukuran badan. 
  4. Mengerti atau dapat membuat zoom biasa dan zoom pinggiran ( open zoom ). 
Untuk mencapai Tingkat Madya, seorang Pramuka harus : 
  1. Telah memenuhi SKK Menjahit Tingkat Purwa. 
  2. Dapat menjahit hem / rok uniformnya sendiri. 
  3. 1.   Mengerti dan dapat memperbaiki kerusakan-kerusakan ringan/kecil mesin jahit ( tanga / kaki ) dan atau 2.   Membuat pola dasar. 
  4. Mengerti dan dapat membuat jahitan sarung dan setik balik. 
Untuk mencapai Tingkat Utama, seorang Pramuka harus : 
  1. Telah memenuhi SKK Menjahit Tingkat Madya. 
  2. Dapat menjahit celana panjang ( pantaloon, slack dll ) untuk sendiri. 
  3. Dapat membuat hiasan dikain pakaian misalnya aplikasi, lipatan hias ( smock ) dll. 
  4. Dapat memotong dan menjahit pakaian untuk wanita / pria / anak.

6. TKK Juru Kebun 

Untuk mencapai Tingkat Purwa, seorang Pramuka harus: 
  1. Mengenal sedikitnya 5 jenis tanaman hias, 5 jenis tanaman buah-buahan, dan 5 jenis tanaman sayur-sayuran.
  2. Dapat membuat dan menggunakan pupuk kompos.  
  3. Mengenal sedikitnya 3 macam hama dan penyakit tanaman dan tahu cara pencegahan dan pemberantasannya. 
  4. Telah menanam dan memelihara sedikitnya 1 jenis tanaman hias, 1 jenis tanaman buah-buahan, atau satu jenis tanaman sayur-sayuran sampai berbunga, sampai berbuah, sampai dipanen, atau sampai sedikitnya 3 bulan. 
Untuk mencapai Tingkat Madya, seorang Pramuka harus: 
  1. Telah memenuhi SKK Juru Kebun Tingkat Purwa.
  2. Mengenal bermacam obat-obatan pencegahan dan pemberantasan hama, dan dapat menggunakannya.
  3. Mengenal berbagai macam pupuk dan dapat menggunakan.
  4. Dapat menyemaikan, mencangkok, dan mengokulasi tanaman.
  5. Dapat memangkas tanaman supaya menghasilkan buah lebih banyak. 
Untuk mencapai Tingkat Utama, seorang Pramuka harus: 
  1. Telah memenuhi SKK Juru Kebun Tingkat Madya.
  2. Tahu arti dan pentingnya bibit unggul, dan tahu dimana mendapatkannya. 
  3. Tahu cara memperoleh kredit untuk produksi pertanian.
  4. Menyelenggarakan sekedar, usaha perkebunan, disertai penata bukuan teknis dan komersial seperlunya.

7. TKK Pengatur Ruang / Rumah 

Untuk mencapai Tingkat Purwa, seorang Pramuka harus : 
  1. Dapat mengatur isi dan menghias suatu ruangan secara sederhana, tetapi berseni (artistic), dengan memperhatikan komposisi, bentuk dan warna ruangan tamu, ruang tidur, ruang belajar, ruang makan, ruang tunggu atau ruang lainnya. 
  2. Dapat membuat sedikitnya dua macam hiasan sederhana dari barang-barang yang ada disekitarnya, misalnya dengan menggunakan bunga kebun, kertas, batu, buah-buahan, tanaman, dahan atau bahan lainnya. 
  3. Mengerti cara mengatur lampu penerangan dan peredaran udara (ventilasi). 
Untuk mencapai Tingkat Madya, seorang Pramuka harus : 
  1. Telah memenuhi SKK Pengatur Rumah Tingkat Purwa. 
  2. Dapat mengatur dan menghias ruangan untuk : # Rapat, pertemuan atau konferensi. # Perayaan sekolah, kampung, masjid, atau gereja dan lainnya. # Ruang istirahat, ruang rekreasi atau operation room dan lainnya. 
  3. Dapat menyusun bunga untuk meja tamu, pesta, kematian, atau penghargaan pada orang lain dan lain-lain atau Dapat membuat sedikitnya 3 macam benda hiasan, misalnya : dengan menggunakan bamboo, tempayan, janur, tempurung, sabut atau kayu dan lainnya. 
  4. Telah malatih sedikitnya seorang Pramuka, sehingga mencapai TKK Pengatur Rumah Tingkat Purwa. 
Untuk mencapai Tingkat Utama, seorang Pramuka harus : 
  1. Telah memenuhi SKK Pengatur Rumah Tingkat Madya. 
  2. Dapat mengatur dan menghias : 1).  Ruang tamu pada peralatan perkawinan atau khitanan. 2). Ruang pengantin atau khitanan.  3). Kursi mempelai atau panggung. Dengan memperhatikan keadaan ruang, jumlah undangan, jalan untuk tamu, dan pembawa konsumsi, tempat pidato, tempat pertunjukkan kesenian dan lain-lain. 
  3. Dapat memelihara dan membersihkan perabot rumah tangga, supaya tahan lama, kelihatan tetap baru misalnya : meja kursi, patung, barang dari logam, dari gelas atau kaca dan lain-lain. 
  4. Dapat mengatur dan merubah ruangan pameran (etalage) sesuai dengan keadaan dan kebutuhan saat ini, misalnya : pada peringatan 17 Agustus, pada hari ulang tahun, peringatan Natal, hari Raya Idul Fitri, dan lain-lain.

8. TKK P3K 

Untuk mencapai Tingkat Purwa, seorang Pramuka harus : 
  1. Mengetahui cara dan dapat menolong kecelakaan : luka iris, luka garuk, luka terbakar / kena benda panas, benjot/memar, terkilir, hidung berdarah, tersengat / tergigit binatang berbisa, dan debu mata. 
  2. Mengetahui cara dan dapat mencegah dan menolong orang yang mengalami : hilang semangat ( collapse ), pingsan, mati suri ( schijndood ), dan tersengat sinar matahari    ( zoonnesteek ). 
  3. Mengetahui cara dan dapat menggunakan dengan benar dan rapi : pembalut segitiga    ( mitella ) dan pembalut panjang ( zwapchtel verband ) untuk luka jari, lengan, tangan, kepala, lutut dan betis. 
  4. Mengetahui letak urat-urat nadi terpenting dan mengatahui cara penghentian pendarahan urat nadi. 
  5. Dapat membuat tandu darurat dengan cepat dan rapi, dan tahu serta dapat mengangkut penderita dengan berbagai cara, secara seorang diri, maupun bersama dengan teman. 
  6. Mengetahui dan dapat melakukan dengan baik dua pernafasan tiruan. 
  7. Mengetahui pengetahuan tentang obat-obatan / ramuan yang dapat digunakan untuk P3K. 
  8. Mengetahui nama alamat nomor telepon Puskesmas ( Poliklinik ), rumah sakit dan dokter setempat. 
Untuk mencapai Tingkat Madya seorang Pramuka harus : 
  1. Telah memenuhi SKK PPPK Tingkat Purwa. 
  2. Sebagai seorang anggota regu penolong (bukan pemimpin) yang terdiri dari 4-5 orang, melakukan PPPK (tiruan) yang dibuat oleh tim penguji, secara terperinci, tepat, sesuai dengan aturan PPPK (Perlu diperhatikan keterangannya, kecepatan, kerjasama dll). 
  3. Mengetahui cara dan dapat menyampaikan secara lisan, tertulis, atau melalui telpon ( kepada dokter, rumah sakit, polisi, atau keluarganya ). 
  4. Mengetahui cara dan dapat melalukan dengan baik cara-cara pernapasan buatan. 
  5. Mengetahui cara dan dapat mengangkut penderita melalui rintangan-rintangan ( gang sempit, melalaui kolong, menyeberang parit, melewati pagar/tembok, naik turun tangga dll ) dengan atau tanpa tandu. 
Untuk mencapai Tingkat Utama, seorang Pramuka harus : 
  1. Telah memenuhi SKK PPPK Tingkat Madya. 
  2. Mengetahui cara dan dapat menolong kecelakaan berbagai macam patah tulang terbuka atau tertutup ( fractura komplicata dan incomplicata ) juga rahang atau lutut meleset. 
  3. Mengetahui cara dan dapat memberikan pertolongan kepada orang yang mengalami pendarahan dalam tubuh ( interne bloedingen ). 
  4. Dapat memperhatikan cara-cara bertindak apabila ada dugaan keracunan dan gegar otak. 
  5. Dapat dan tahu menolong orang tenggelam, terbenam/tertimbun, kena aliran listrik dan shock / gugat. 
  6. Pernah memimpin satu regu penolong pada kecelakaan (sungguh-sungguh atau tiruan).

9. TKK Pengaman Kampung 

Untuk mencapai Tingkat Purwa, seorang Pramuka harus : 
  1. Dapat membuat kentogan dan menerangkan kepada masyarakat sedikitnya tentang pentingnya kentongan sebagai tanda-tanda bahaya, berikut tanda-tandanya. 
  2. Membantu dan sedikitnya tiga kali melakukan ronda malam di kampung / desanya. 
Untuk mencapai Tingkat Madya, seorang Pramuka harus : 
  1. Telah memenuhi SKK Pengamanan Kampung / Desa Tingkat Purwa. 
  2. Telah membuat laporan atau melaporkan suatu peristiwa tindak Pidana yang terjadi di kampung / desanya kepada yang berwajib. 
  3. Pernah membantu tugas keamanan dalam upacara, keramaian, pesta, atau di masjid yang merada di kampung / desanya. 
  4. Mengamankan tempat atau lokasi kejadian untuk barang-barang bukti.
Untuk mencapai Tingkat Utama, seorang Pramuka harus : 
  1. Telah memenuhi SKK Pengaman Kampung / Desa Tingkat Madya. 
  2. Pernah menjalankan latihan olahraga beladiri. 
  3. Mengenal pokok-pokok tentang menjalankan penyelidikan dengan sidik jari. 
  4. Mengetahui perbedaan tugas pokok polisi, jaksa, dan hakim. 
  5. Pernah membuat sket tentang suatu kejadian / peristiwa tindak pidana.

10. TKK Pengamat 

Untuk mencapai Tingkat Purwa, seorang Pramuka harus : 
  1. Dapat mengingat 10 dari 15 benda yang dilihatnya dalam 1 menit ( dilakukan dua kali percobaan dengan benda berlainan ). 
  2. Dapat mengenal dan mengingat sedikitnya 7 dari 10 benda-benda yang dirabanya, dicium, dikecap dengan lidah dan suara yang didengarnya. 
  3. Dapat mengikuti jejak sejauh 3 km, dengan menggunakan tanda jejak sederhana dari bahan alam sekitarnya, dan dapat mencatat sedikitnya 70% dari seluruh tanda yang dibuat tim penguji. 
  4. 1.   Mengetahui dan mencatat cara dan kebiasaan hidup jenis binatang yang hidup di sekitarnya atau. 2.   Mengetahui nama dan mengenal 10 macam tumbuh-tumbuhan / sayur-dayuran, buah-buahan yang biasa digunakan manusia dan tumbuh didaerahnya atau. 3.   Mengetahui nama dan mengenal beberapa macam jamur ( fungsi ) yang dapat dimakan atau yang beracun  yang tumbuh di daerahnya.
Untuk mencapai Tingkat Madya, seorang Pramuka harus : 
  1. Telah memenuhi SKK Tingkat Purwa. 
  2. Dapat mengingat sedikitnya 12 dari 18 benda yang dilihatnya dalam 1 menit, misalnya barang-barang dagangan di warung, macam-macam tanaman di kebun, dan sebagainya. ( Dilakukan dua kali percobaan dengan benda berlainan ). 
  3. Dapat mengenal dan mengingat sedikitnya 9 ari 12 macam benda yang diraba, dicium, dikecap dengan lidah dan suara yang didengarnya. 
  4. Mengikuti jejak sejauh 5 km, dengan menggunakan tanda jejak dan surat-surat penunjuk jalan, serta dapat mengingat kembali tiga diantara lima tempat-tempat penting yang dilewati, misalnya masjid, gereja, pasar, politeknik, rumah sakit, dokter, dan lain-lain. 
  5. Bersama seorang kawan dapat membuat laporan tertulis tentang sesuatu kejadian / peristiwa yang dilihatnya dan berlangsung kira-kira lima menit.
Untuk mencapai Tingkat Utama, seorang Pramuka harus : 
  1. Telah memenuhi SKK Pengamat Tingkat Madya. 
  2. Dapat mengingat 15 dari 20 macam benda yang dilihatnya selama 1 menit, misalnya barang-barang di took / pasar, makanan di meja pesta, peserta suatu rapat, Pramuka dalam latihan dsb. 
  3. Dapat mengikuti jejak sejauh 5 km, dengan menggunakan peta, kompas, surat-surat penunjuk jalan, sesudah sampai di tempat terakhir dapat menunjukkan dalam peta itu letak dari ( sedikitnya 3 dari 5 tempat penting yang dilewatinya ), misalnya masjid, gereja, sekolah, rumah sakit, dokter, pasar, bengkel dsb. 
  4. Telah mengamati tempat / ruang, mendengarkan suara, meraba, mencium barang-barang dalam ruangan itu dalam waktu seluruhnya 5 menit, kemudian bersama dua orang kawan lainnya harus membuat lapaoran “dugaan” tentang peristiwa yang terjadi di tempat itu, dan kira-kira 60% benar.


Demikian tentang TKK wajib golongan Pramuka Penggalang.
"Salam Damai"



Senin, 15 Desember 2014

TKU Penggalang

Salam Pramuka!

Kurikulum dalam pendidikan kepramukaan adalah berupa syarat kecakapan yaitu Syarat Kecakapan Umum (SKU) dan Syarat Kecakapan Khusus (SKK). Syarat tersebut disusun berjenjang pada tiap-tiap golongan peserta didik. Syarat kecakapan adalah syarat yang wajib dipenuhi oleh setiap peserta didik untuk mendapatkan tanda kecakapan.

Tanda Kecakapan Umum (TKU) golongan Pramuka Penggalang adalah tanda yang digunakan pada seragam peserta didik Pramuka Penggalang setelah menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum (SKU) pada tingkat tertentu yang disematkan lewat upacara penggalang.

TKU Penggalang berbentuk huruf "V", dengan sisi pendek 1,3 cm dan sisi panjang kaki 4,5 cm, kedua kakinya membentuk sudut 120 derajat dan berwarna dasar merah. Didalamnya terdapat gambar mayang terurai (bertangkai bunga kelapa tiga buah) dan berwarna putih.

Mayang terurai bertangkai tiga buah menggambarkan bunga yang sudah mulai berkembang, indah dan menarik, mengibaratkan Pramuka Penggalang yang riang, lincah dan bersikap menarik, sebagai calon tunas bangsa yang sedang berkembang, menggladi dirinya dengan jiwa Pramuka yang berlandaskan pada Trisatya. Mayang yang terurai ke samping mengibaratkan makin terbukanya pandangan Pramuka Penggalang dan menerima pengaruh yang baik dari lingkungan sekitarnya.

Tanda Kecakapan Umum Pramuka Penggalang ada tiga tingkatan yaitu untuk Penggalang tingkat Ramu berbentuk satu huruf V, Penggalang Rakit berbentuk dua huruf V, dan Penggalang Terap berbentuk tiga huruf V. Berikut adalah gambar Tanda Kecakapan Umum Pramuka Penggalang Ramu, Penggalang Rakit, dan Penggalang Terap:
  

  
Untuk memperoleh TKU tersebut peserta didik wajib melakukan ujian berdasarkan SKU pada tingkatannya. Ujian SKU dapat dilaksanakan pada saat latihan rutin penggalang yang dilaksanakan oleh Pembina Penggalang pada Gugus Depan peserta didik.

Sebelum dilantik menjadi anggota Pramuka (tingkat Ramu), peserta didik dinamakan sebagai calon dan dalam masa ini yang bersangkutan tidak dibenarkan mengenakan pakaian seragam lengkap dengan atributnya.  Setelah memenuhi SKU tingkat pertama (Ramu) dan dilantik dalam suatu upacara serta mengucapkan janji maka yang bersangkutan sah menjadi anggota Gerakan Pramuka dan berhak memakai pakaian seragam lengkap dengan atributnya. TKU ini diletakkan di lengan seragam pramuka sebelah kiri. Jika peserta didik sudah memenuhi SKU tingkat berikutnya maka TKU lama ditanggalkan dan digantikan dengan TKU baru sesuai dengan tingkatan barunya lewat upacara.

Demikian sekilas tentang TKU Pramuka Penggalang dan pemakaiannya.

"Salam Damai"